Dari sudut bahasa, kalimat
di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, yang menjadi bagian dari lagu kebangsaan
bangsa Indonesia, yakni lagu
Indonesia Raya: menerangkan eksistensi atau keberadaan tempat yang menjadi rumah dan sandaran
bangsa Indonesia (NKRI) untuk membangun peradabannya. Sedang esensi atau intinya, mengandung makna kecintaan atau rasa patriotisme
bangsa Indonesia terhadap tanah airnya (NKRI), yang direalisasikan atau diwujudkan dengan cara mengabdi atau berbakti, yang didasari oleh keikhlasan. dan bentuk pengabdian tersebut diapreasiasikan dalam berbagai bidang, baik di bidang seni dan budaya, olah raga, ilmu pengetahuan, pertanian, perdagangan ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memajukan peradaban dan mengharumkan
bangsanya.
Baik dipandang dari sudut bahasa, ataupun esensi dari kalimat tersebut: kemurnian, keluhuran, ketegasan, serta kekuatan maknanya, bisa menjadi hambar atau tidak efektif, dan hanya menjadi sebuah manifestasi atau pernyataan yang samar, jika kata
di sanalah, yang menjadi kata penghubung untuk kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku, tidak disesuaikan atau ditempatkan pada tempat semestinya. Kata
di sanalah, merupakan subjek atau pokok kalimat yang berperan penting dalam penegasan makna atau penjelas dari keutuhan kalimat
aku berdiri, yang dihubungkan dengan kalimat
jadi pandu ibuku.
Bila dipahami secara cermat, keberadaan kata
di sanalah, pada kalimat
di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, sebenarnya tidak bersifat statis, atau kata yang harus tetap dipakai sebagai penghubung untuk kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku. Tetapi, kata tersebut memiliki sifat dinamis atau berubah-ubah, tergantung di mana lagu
Indonesia Raya dinyanyikan.
Merujuk pada kata
di sanalah yang bersifat dinamis atau berubah-ubah, penggunaan kata tersebut tentu tidak tepat dipakai sebagai kata penghubung untuk kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku, jika lagu
Indonesia Raya dinyanyikan di wilayah atau teritorial
bangsa Indonesia itu sendiri (dalam negeri). Karena secara bahasa, kata disanalah hakekatnya adalah untuk menunjukkan tempat yang jauh. Kata
di sanalah, akan lebih tepat dihubungkan dengan kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku, bila lagu
Indonesia Raya dinyanyikan di luar wilayah
Indonesia (luar negeri).
Di wilayah
Indonesia atau dalam negeri sendiri, kata penghubung untuk kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku, seharusnya menggunakan kata
di sinilah bukan
di sanalah, dan keutuhan kalimat tersebut menjadi
di sinilah aku berdiri jadi pandu ibuku. kedudukan kata
di sinilah, berfungsi sebagai penjelas, untuk menegaskan atau menguatkan bahwa tempat yang ditunjuk
bangsa Indonesia sebagai tanah air tempat berdiri untuk menata hidup serta kehidupan bersama dalam satu lingkup peradaban yang menjunjung nilai-nilai patriotisme serta nasionalisme demi kehormatan
bangsanya, tidak lain adalah tanah yang dipijaknya, yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang eksistensi atau keberadaanya bukanlah sesuatu yang abstrak.
Tujuan dari penggunaan atau pemakaian kata yang tepat sebagai kata penghubung untuk kalimat
aku berdiri jadi pandu ibuku dalam lagu
Indonesia Raya, yang harus disesuaikan atau ditempatkan pada tempat semestinya, yaitu antara kata
di sanalah dan kata
di sinilah, selain untuk menegaskan atau menguatkan makna dalam kalimat tersebut, baik dari sudut bahasa ataupun esensinya, juga untuk memupuk rasa patriotisme serta rasa nasionalisme
bangsa Indonesia terhadap kelangsungan hidup
bangsanya, sekarang dan masa depan. seperti yang diucapkan Khahlil Gibran, bahwa kemajuan tidak hanya sekedar memperbaiki masa lalu, tetapi bergerak untuk masa depan.
Andy Ideot (EXTREME SWEET IDEA LIBRARY..http://senidanpemikiran.blogspot.com)