RUMAHKU INDONESIAKU

.....tempat aku lahir untuk belajar berpikir dan berkarya sebelum kematian menutup eksistensi tololku.....
.....tujuhbelasdelapansatusembilanempatlima.....

DARI BAJU DAN CELANA KOTOR

Written By Andy Art on 13/11/11 | 11/13/2011 11:58:00 PM



"..baju-baju dan celana kotor, tak sempat kucuci dan kurapikan. berserak, bergantungan seperti buah-buah gagal yang busuk di kebun, karena musim enggan memihak. di rumah ini, mimpi-mimpi yang dulu kupuja kini menentangku, meludahi dan mencibirku dengan gonggongan anjing-anjing penista yang menutur doa-doa dalam arti pengharapan yang kosong, seperti cinta yang dibunuh mulut-mulut pembual dengan manisnya permen pengkhianatan. tersisa hanyalah onggokan kabut dan bayang-bayang murung yang sinis menyungging di pojok-pojok dingin dan kegalauanku. sejarahmu yang tak kupahami tertidur bersama debu, mengotori buku-buku dan mengigau di ruang pikirku yang sempit. apalah arti damai, kebebasan, kasih sayang dan kebersamaan itu jika surga kebahagiaan hanya pantulan diksi dari pencapaian sebuah abstraksi membutakan yang menabur bunga-bunga kematian sepanjang aspal kemanusiaan dan menjadi kerikil-kerikil pengetahuan yang picik dalam ziarahmu? telah kau buat keranjang mainan dari tumpukan jerami kering dan kayu-kayu yang kau bakar di perapianmu untuk persinggahan gelak candamu yang menyulang setiap perih dan rasa sakit di meja makanmu. lalu, balada apa lagi yang akan kau sampaikan untuk kaum-kaum yang sekarat di jalanan dan biolik-biolik bumi, sementara anggur kenikmatan telah berganti racun dan derma tangan-tangan sang berkah kini telah menyingkapkan wajahnya yang menakutkan dan menyandarkan kebodohan itu di tembok-tembok bencana? di sini, telah kubaca hikayat dan dongeng-dongeng tentang darah, tentang air mata, tentang dendam dan kebencian, tentang umat yang durhaka, tentang tengkorak-tengkorak, tentang ambisi dan kekuasaan, tentang yang tertindas, tentang hewan-hewan pemangsa yang sopan menzinahi bisunya keadilan, tentang penipu, tentang tololku dan segala kekalahanku. kain kafan yang kau kirim, sekarang menjadi selimut penghangat malamku dan penutup jendelaku dari buruknya kegelapan. esok akan kulipat saat embun mengetuk kamarku dengan secangkir kopi dan sebatang rokok sebagai munajat pelepas muak dan kebosananku. untukmu kutulis puisi ini, saat kata-kata menjadi sampah kemiskinan yang menggusur bau busuk dan penyakit-penyakit yang mengantar hidup ke liang lahat. perubahan zaman telah mengutuk manusia dan memperbudaknya dengan rantai-rantai kenyataan yang menggantung jeruji masa depan di ranjang-ranjang dan batu nisan. alam bukan lagi firasat kebaikan, rahang raksasa-raksasa keserakahan telah menanam taring dan cakar-cakarnya di pintu-pintu waktu dan menyulap anak-anak sebagai mamalia yang telanjang di pusaran matahari tanpa mengenal rasa malu. telah kau kultuskan kemabukan gairah-gairahmu untuk menebus tulang-tulang penderitaan yang mendustaimu dengan kecutnya ilustrasi-ilustrasi kesenangan yang mengganti roti dan daging-daging berkahmu dengan bangkai dan kotoranmu sendiri.."

0 komentar:

 
Free Automatic Link Add to TheFreeDictionary.com