"..ada kota yang terapung di atas lumpur, menyerupai sepotong kayu di perapian. kekuasaan yang miring membangun temboknya dengan sampah-sampah, limbah, dan kotoran yang diperas dari tulang-tulang kemiskinan. batu nisan menjadi tugu kehormatan yang membuka gerbang dan portal-portal kematian bagi kerumunan mimpi-mimpi murung yang memburu arti pengharapan pada berhala-berhala penjaja cinta yang pamerkan kesombongan di etalase dan pintu-pintu kebodohan. di emper dan pasar loak orang-orang tua menjual tengkorak anak-anaknya yang dibungkus secarik kain kemerdekaan untuk membeli harga diri dari iblis kebohongan yang mengirim anggur dan kain kafan sebagai penghangat tidur kosongnya. penyihir-penyihir licik meninabobokan bayi-bayi dengan permentasi racun-racun keadilan yang dikutuk hukum munafik dan menyulapnya menjadi tuyul-tuyul penghamba rupiah yang diperbudak hedonis dan kemanjaan.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar