"..ia yang berhak atas tanah segala bangsa adalah raksasa yang lemah, tuan berbaju kacung yang harus patuh pada budak berjubah raja. tak lebih dari seekor gajah yang digembalakan kawanan singa, tak lebih dari seekor marmut yang dikerubuti peluru kaum pemburu, tak lebih dari seorang perempuan yang terhina di rumah pelacuran, tak lebih dari piala bergilir yang direbutkan para atlit. ia yang berhak atas tanah segala bangsa adalah perjuadian masa depan, nasibnya tergantung dari lemparan dadu. ditunggangi obsesi sang ambisi yang menari dalam pagar kemerdekaan. pembangunan yang tak dilandasi kesempurnaan akhlak tak lain tambang kematian, pendulang tulang-tulang kesengsaraan. inilah bencana, revolusi picik segelintir manusia untuk pemakaman manusia. martabat kemanusiaannya hanyalah kekosongan, harga dirinya dibungkus plastik-plastik materialis dan hedonis.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar