"..mungkin hanya derit pintu yang mengusik tidurku dan mengisahkan hikayat tentang pagi yang sembunyi di balik mimpi. di ranjang ini masih hangat puisi cintamu mengetuk kuping ku dan mengajak ruhku berdansa di kebun-kebun surga yang ranum oleh anggur-anggur gairah. saat lelapku terjaga kujumpai hanyalah prosesi ketiadaan yang mengantar popok bayi dan lipatan kain kafan sebagai sarapan di pojok kamar. harmoni kemesraan telah mengantar wajahnya di lubang kloset dan meninggalkan puntung-puntung di kotak asbak. igauku lalu bergegas menggendong abstraksi-abstraksi rindu dengan sepatu keniscayaan yang kabur menuju ufuk penghabisan.....kugenggam cemas sekuntum mawar tak dikenal. di kedai persinggahan kunikmati lezatnya jamuan dusta dan bersulang untuk derita yang telanjang di tengah pesta. alamat dan pengakuan itu terangkum dalam siluet air mata yang rajin menerjemahkan sederet paragraf dosa.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar