"..akulah panglima malam, hadir membawa titah matahari. bintang pasukanku, pendamping setia hingga kembalinya fajar. mereka menebar seluas angkasa, merekat dalam satu kehendak meski tak saling kenal. kamilah patriot penyiram kegelapan dengan cahaya. dan akankah kau tersenyum senang menatap kami, lantas menganggap hanya sebatas mahkota penghias pekat? bila demikian, dari rekah bibirmu kujumpai derita kesedihan, sebab ketidakmengertian. tapi bukanlah kebodohan, karena kebodohan milik yang berpaling. ketahuilah, kehadiran kami membawa kutipan makna dalam diksi keindahan. sejak permulaan, pada kelam langit hatimu tersembunyi sesuatu yang tak pernah padam berpijar sebagai wujud kegembiraan yang nyata. tapi kau menangis kalut mengejar tawa hambar dalam balutan ilusi warna-warna mimpi. percayakah kau bahwa pada kepalan keangkuhan tersimpan telapak bertorehkan kerendahan hati? itulah sebenarnya yang kami inginkan, mengugah lelapmu dengan kerendahan hatimu. dan kami, tetaplah hanya pendar kebisuan, berbisik hening mengusik tidurmu. sedang hidupmu adalah jalanmu, kau sendiri yang berhak menentukan arah. dan beruntunglah andai kau tergugah untuk menuntun diri pada titian yang pasti. kesadaranmu awal dari bangkitnya sebuah kehidupan. dan lingkaran hitam inilah peperangan kami, bergembiralah kau bersama kami meski terpampang hamparan kabut yang bergumpal mengerikan, sebab cahaya kebenaran tak akan pernah binasa meski harus meredup.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar