DISTORSI TANPA JUDUL

di keranjang sampah kubuat satu kandang persujudan dari kaleng-kaleng bekas air mineral untuk ibadah kaum lapar. syair gerobak butut geritkan sejarah tua tentang pemulung yang mencuri nyawa karibnya demi menebus rongsokan-rongsokan mimpi yang kotor. agama bebal merendam rumah-rumah dalam kotak hari depan dengan baluran sabun pencuci wajah. pemeluknya yang pintar berdandan berbondong-bondong menjarah aneka hidangan di meja makan sebagai nikmat pemberkatan berstempel halal. seperti kerubutan binatang-binatang menjijikan berebut menyulang pesta dari seonggok bangkai pejuang yang terbuang di barak pengkhianat. pengorbanan itu semacam botol parfum yang dipajang di ruang canda.....kota ini dicetak di kupon undian. bayi-bayi aib revolusi dikemas di pabrik-pabrik kerusakan dan tambang kekacauan. kemerdekaan telah menelurkan koloni baru dalam sistem perbudakan berbaju modern. di sini tak ada yang murah selain harga diri yang dilelang tebalnya mulut pembual di pasar loak. seorang ibu menukarnya dengan beberapa rupiah untuk mengganti tisu toilet. aku menyebutnya parodi anak-anak kemiskinan penghujat cinta yang besar di panti pura-pura.....di muka pintu kutegak sebotol arak untuk menyambut kunjungan setiap musim yang rajin mengantar surat-surat bencana bagi punguk derita yang bercokol di lantai dansa. pagi tak lagi menjadi pesan harapan. komplotan setan pengigau sembunyi di balik embun dan menggorok pengemis rindu dengan kemurahan hukum kanibal yang memuat pasal-pasal berwarna merah. sepasang malaikat kembar saling tampar di pojok kamar ributkan sepotong daging pelacur yang ditelanjangi nasib di ranjang pembaptisan dosa. surga dan neraka hanyalah proyeksi busa-busa logika pada timbangan realita yang setia merawat kumpulan paragraf hina. dan aku merobeknya untuk tikus comberan.."